MAKALAH
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
ALIRAN-ALIRAN
PENDIDIKAN
“Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian
Akhir Semester Ganjil”
Dosen Pengampu:
Kiswan, S.Ag.,
M.Pd.
Disusun oleh:
Hikmi Aunillah
NIM:
13.07.0443
PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM DARUSSALAM
CIAMS JAWA
BARAT
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan begitu banyak karunia-Nya kepada saya. Sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan bisa selesai tepat pada waktunya. Shalawat san salam penghormatan semoga tetap terlimpahcurahkan kepada jungjunan kita yakni Baginda Rasulullah Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni dengan adanya Agama Islam. Tidak. lupa kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepaa kita selaku umatnya. Amin.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk diri saya pribadi khususnya, umumnya untuk semuanya.
Saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan makalah ini. Sehingga makalah ini bisa selesai saya buat dan tanpa kendala sedikitpun.
Ciamis, Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
D. Manfaat .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
Aliran-Aliran dalam Dunia Pendidikan...................................................
A. Empirisme.......................................................................................
B. Nativisme.......................................................................................
C. Naturalisme....................................................................................
D. Konvergensi...................................................................................
E. Progresivisme.................................................................................
F. Konsrtuktivisme ............................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan
oleh seseorang untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Potensi tersebut tidak akan muncul dan berkembangang apabila tidak diasah
dengan baik. Dalam prosesnya seseorang perlu dibantu oleh seorang guru yang
berpotensi untuk bisa mengenali dan memunculkan bakat yang dimiliki seseorang
tersebut.
Dalam dunia pendidikan dikenal dengan
beberapa aliran tentang bagaimana perkembangan potensi seorang manusia
berlangsung. Ada beberapa tokoh ilmuan yang berpendapat tentang perkembangn
manusia. Salah satunya adalah John Lock yang berpendapat tentang aliran
pendidikan yang dikenal dengan aliran Empirisme.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa aliran yang berkenaan dengan
perkembangn manusia.
B. Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan masalahnya:
- Ada aliran pendidikan apa saja dalam dunia kependidikan?
- Siapa saja tokoh aliran-aliran tersebut?
- Bagaimana pendapat tokoh-tokoh tersebut tentang alirannya?
- Bagaimanakah pengaplikasian aliran-aliran tersebut dalam proses pendidikan?
C. Tujuan
Berikut adalah tujuan dibuatnya makalah ini:
- Untuk mengetahui macam-macam aliran dalam dunia pendidikan.
- Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran-aliran pendidikan.
- Untuk mengetahui pendapat tokoh-tokoh aliran pendidikan tentang alirannya.
- Untuk mengetahui pengaplikasian aliran-aliran tersebut dalam proses pendidikan.
D. Manfaat
- Kita bisa mengatahui berbagai macam aliran dalam dunia pendidikan.
- Kita bisa mengatahui para tokoh yang sangat berperan dalam dunia pendidikan.
- Kita bisa mengaplikasikan pandangan tokoh tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Aliran-Aliran dalam Dunia Pendidikan
Ilmu pendidikan berasal dari pelbagai ilmu
seperti sosiologi, psikologi, dan filsafat. Oleh karena itu, di dalam ilmu
pendidikanditemukan berbagai macam aliran. Adanya beragam aliran ini
disebabkan ilmu pendidikan berhubungan dengan manusia yang terus berkembang
sesuai dengan kemajuan zaman. Di sisi lain perkembangan manusia itu sendiri
menjadi objek studi para ahli, sehingga pendidikan tak pernah luput dari
pemikiran para ilmuan.
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja
dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar
bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga
negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik
penilian yang sesuai. Pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam
mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak.
Namun demikian, dalam sejarah pendidikan
dapat dijumpai berbagai pandangan atau teori mengenai bagaimana perkembangan
manusia itu berlangsung. Seperti dalam makalah ini akan dibahas berbagai aliran
dalam dunia pendidikan.
Teori ini mengatakan bahwa hasil
pendidikan dan perkembangn bergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh
anak didik selama hidupnya. Pengalaman itu diperoleh di dunia luar dirinya
berdasar perangsang yang tersedia baginya. Perangsang itu dapat tersedia dengan
sendirinya atau disediakan oleh apapun dan siapapun.
Aliran Empirisme merupakan aliran yang
mementingakan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan
yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan.
Kata Empirisme berasal dari kata empiris
yang berarti pengalaman. Tokoh aliran ini adalah John Lock (1632-1074) seorang
filsuf bangsa Inggris, yang mengembangkan paham Rasionalisme. Teori ini mengatakan
bahwa anak lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang
kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabula rasa” (a
blank sheet of peper). Teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah
anak yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian, menurut aliran ini
anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa,
sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu, anak-anak dapat dibentuk
sesuai dengan keinginan arang dewasa yang memberikan warna pendidikannya.
Menurut pandangan Empirisme (atau dikenal
juga sebagai environmentalism), pendidikan memegang peranan yang sangat penting
sebab pendidik menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak.
Lingkungan itu akan diterima oleh anak sebagai sejumlah pengalaman yang kesemua
pengalaman itu telah disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran
yang sangat optimis terhadap pendidikan, sebab aliran ini hanya mementingkan
peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Adapun kemampuan dasar yang
dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan keberhasilan seseoorang.
Aliran ini masih menganggap manusia sebagai makhluk pasif, mudah dibentuk atau
direkayasa, sehingga lingkungan pendidikan dapat menentukan segalanya.
B. Nativisme
Paham ini menentang paham Empirisme yang
dikemukakan oleh John Lock. Nativs (dari bahasa latin)
memiliki arti terlahir. Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang filsuf
Jerman Schopenhauer (1778-1860), dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia
sudah memiliaki pembawaan atau bakatnya yang akan bekembang menurut arahnya
masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Oleh
karena itu, menurut paham ini perkembangan anak tergantung dari pembawaannya
sejak lahir. Berdasarkan aliran ini, keberhasilan pendidikan anak ditentukan
oleh anak itu sendiri.
Lingkungan termasuk di dalamnya
pendidikan, tidak berdaya sama sekali dalam mempengaruhi perkembangan anak
selanjutnya. Ia berkata “yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik
akan menjadi baik”. Tidak dapat hal itu diubah oleh kekuatan pendidikan.
Pendidkan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan
bergna untuk perkembangan anak sendiri. Anak akan kembali ke bakatnya. Dengan
kata lian aliran Nativisme merupakan aliran pesimisme (murung) dalam
pendidikan. Mendidik diartiakan oleh aliran Nativisme sebagai “membiarkan anak
tumbuh berdasarkan pembawaannya”.
Jadi jelas di sini, bahwa menurut teori
ini anak tumbuh dan berkembang nya tidak dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan
baik lingkungan sekitar yang ada sehari-hari maupun lingkungan yagn direkayasa
oleh orang dewasa yang disebut dengan pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan,
lingkungan masyarakat, dan orang tua tidak berpengaruhterhadap perkembangan
anak karena setiap anak akan berkembang sesuai pembawaannya, bukan oleh
kekuatan-kekuatan dari luar.
C. Naturalisme
Sedikit bersamaan dengan aliran Nativisme
adalah teori yang dikemukakan oleh J.J. Rousseau seorang filsuf Prancis
(1712-1778) dengan alira Naturalismenya. Ia berpendapat dalam bukunya Emile
bahwa : “Semua adalah baik pada waktu datang dari Sang Pencipta, tetapi semua
menjadi buruk di tangan manusia”. Berbeda dengan Schopenhouer, Rousseau
berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan yang baik,
tidak ada seorang anak pun lahir dengan pembawaan buruk.
Namun pembawaan baik sejak lahir tersebut menjadi rusak (buruk) oleh tangn
manusia. Artinya, malah dapat merusak pembawaan anak yang baik waktu
dilahirkan. Berdasarkan pendapatnya tersebut, aliran ini dikenal juga dengan
sebutan Negativisme.
Selanjutnya Rousseau mengatakan, anak yang
terlahir dalam keadaan baik tersebut biarkan berkembang secara alami. Ini
artinya bahwa perkembangan anak yang dipengaruhi oleh pendidikan apakah
pendidikan di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat sebagai urun rembuk
orang-orang dewasa malah akan merudak pembawaan anak yang baik. Hal ini
dikemukakan J.J. Rousseau yaitu: “segala sesuatu adalah baik dari alam, dan
segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia”.
Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala
keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat atau bersifat “atrifical” sehingga
kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu
dapat berkembang secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan
bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya,
kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan menurut
Rousseau, harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat
menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat dan dapat membawa
anak kembali ke alam untuk mempertahankasegala yang baik sebagai yang telah
diberikan oleh tangan Sang Pencipta di atas.
Oleh karena itu, di sini jelas bahwa
Rousseau tudak berharap pada pendidikan. Dengan kata lain seko;ah tidak perlua
ada. Ia menginginkan perkembangan anak dikembalikan ke alam yang mengenbangkan
anak secara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi guru.
D. Konvergensi
Konvergensi adalah titik pertemuan.
Pelopor aliran Konvergensi adalah William Stern (1871-1939). Ia seorang ahli
ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Ia mengatakan bahwa seorang terlahir dengan
pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk. Ia pun pengakuai bahwa proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting. Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang
dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan
yang baik pun sulit mengembangkan potensi anak secara optimal apabila tidak
terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang di harapkan anak
tersebut.
Anak pada waktu dilahirkan dibekali dengan
beraneka ragam kemempuan dan pembawaan. Maka pendidik wajib menginsyafkannya
bahwa pada mereka terdapat berbagi pembawaan yang wajib diketahuinya sendiri,
di mana ada pembawaan yang baik dan pembawaan yang buruk. Pendidik wajib
menimbulkan kesediaan dan semangat pada anak didik agar dengan kekuatan dan
oto-aktivitas sendiri mengembangkan bakat dan pembawaan yang baik yang
dimilikinya dan meninggalkan lingkungan yang merugikan karena menghambat
perkembangan bakat dan pembawn yang baik dan menyuburkan perkembangn bakat dan
pembawaan yang buruk.
Ia harus mencari lingkungan yang sesuai.
Misalnya, dalam pergaulan dengan teman, ia harus mampu memilih teman yang
menguntungkan bagi perkembangannya dan menjauhi teman yang dapat merugikannya.
Pendidik dalam hal ini menolong dengan kegiatan bimbingan dan konseling agar
timbul keinginana si anak untuk berbuat baik pada dirinya sendiri.
Sebenarnya, istilah pembawaan tidak hanya
berupa potensi atau kemampuan pada waktu lahir saja, tetapi juga situasi dan
kondisi pembawaan tersebut dalam suatu waktu. Misalnya, anak dengan pembawaan
baik sedang dalam situasi sedih, mungkin mendapatkan hasil yang kurang jika
dibandingkan dengan hasil yang diperolehnya dalam keadaan biasa atau tidak
sedih.
Kata lingkungan mengandung arti atau
meliputi banyak hal seperti: pendidik, pendidikan situasi umum (politik,
ekonomi, sosial, budaya, dll), suasana keluarga sekolah, masyarakat, adat
istiadat, dan sebagainya. Singkatnya, lingkungan berartisegala hal yang berada
di luar dirianak yang dapat mempengaruhi perkembangnnya. Ada bagian lingkungan
yang tidak dapat diubah atau dipengaruhi (misalnya iklim), dan ada pula
lingkungan yang dapat diubah atau dipengaruhi untuk kepentingan anak didik
(misalnya makanan, pakaian, rumah, lingkungan belajar, dll).
Interaksi antara pembawaan dan lingkungan (termasuk pendidikan), ini akan
mencapai hasil yang diharapkan apabila anak sendiri memainkan peranan dan
partisipasi yang aktif di dalam merencanakan segala pengalaman yang
diperolehnya sebagai interaksi antara pembawaan yang dimilikinya dengan
lingkungan (termasuk pendidikan) tersebut.
E. Progresivisme
Aliran Progresivisme menghendaki adanya
pembaharuan dan pandangan dalam pendidikan yang lebih memberikan kebebasan pada
siswa. Inti aliran Progresivisme adalah adanya kehendak semangat maju sebab
aliran ini percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk berkembang dan ingin
sempurna dalam menghadapi lingkungannya melalui penerapan kemampuan pikir dan
metode ilmu untuk pemecahan masalah pribadi maupun kehidupan kemasyarakatan.dalam
kajian yang ditulis oleh Redjamudyahardjo (2000) dikemukakan bahwa
Progresivisme merupakan gerakan pendidikan yang berpusat pada anak yang secara
gencar didorong oleh semangat radikalisme. Progresivisme dipelopori oleh
Francis W. Parker.
Progresivisme sangat memerlukan dasar
filosofi pengalaman dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Progresivisme tidak mempunyai perangkat tujuan aksternal sebab tujuan yang
ingin dicapai adalah pertumbuhan. Pendidik yang sejati adalahguru yang telah
terlatih dalam menghubungkan kemampuan dasar pengalaman siswa baik dalam
kebutuhan, keinginan, tujuan, kemampuan dan dorongan-dorongannya dengan
persyaratan tujuan dari pengalaman.
Aliran Progresivisme menuntut guru yang
lebih siap dalam penguasaan materi dan metode untuk menemukan seperti ilmu-ilmu
sejarah, matematika, dan bahasa. Metode proyek dari William Heard Kilpatrik
merupakan pendekatan belajar multidisiplin. Karena kelas yang
berorientasi pada tujuan kegiatan (Purpsoful activity), maka guru
membutuhkan cara bagaimana merangsang siswa dapat berinisiatif, merencanakan
dan menjalankan suatu belajar proyek. Demikian juga karena dasar belajar dari
metode proyek berpusat pada keterlibatan kelompok maka guru juga dituntut untuk
mengetahui cara bagaimana memnfaatkan proses kelompok. Semakin guru menguasai
dasar keterampilan metode proyek maka dominasi guru dalam kelas akan semakin
berkurang dan sebaliknya akan menjadikan siswa semakin aktif dan tertarik pada
pelajaran. Tugas utama guru adalah memberikan pelayana dalam menuntun diskusi,
perencanaan dan penyelesaian belajar.
Aliran Progresivisme merupakan salah satu
bagian dari gerakan pendidikan liberal yang kemudian melahirkan adanya
pendidikan yang menekankan pelajaran resitasi, dan textbook outhority.
Aliran ini juga telah berhasil mencobakan variasi pembelajaran melalui
rangkaian aktivitas seperti adanya problem solving, metode proyek, serta
aktivitas penglaman yang bervariasi. Aliran pendidikan Progresivisme mempunyai
ciri seperti: Mentingkan siswa sebagai pembelajar dibanding mementingkan bahan,
memntingkan kegiatan aktif dan pengalaman-pengalaman daripada bahan lisan dan
keterampilan pikir, memntingkan kerjasama kelompok dalam aktivitas belajar
daripada persaingan individu. Dalam masyarakat luas Progresivisme memperhatikan
sekali hal yang bertautan dengan prosedur yang demokratik.
F. Konstruktivisme
Menurut Von Glaserfeld (1988) pengertian
konstuktif kognitif muncul pada abad ke-20 dalam tulisan Mark Baldwin yang
secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun, apabila
ditelusuri lebih jauh, gagasan pokok Konstuktivisme sebenarnya sudah dimulai
oleh Giambastissta Vico, seorang epistermolog dari Italia (Suparno, 1997).
Pada tahun 1710, Vico dalam De
Antiquissima Italorum Sapientia, mengungkapkan filsafatnya dengan berkata,
“Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan.”
Terkait dengan itu, dia menjelaskan bahwa mengetahui bermakna berarti
mengetahui bagaimana membua sesuatu. Ini berarti bahwa seseoraang itu baru
mengetahui sesuatu jika ia dapat menjelaskan unsur unsur apa yang membangun
sesuatu itu. Menurut Vico ,”hanya Tuhan sajalah yang dapat mengerti alam raya
ini karena hanya dia yang tahu bagaimana membuatnya dan dari apa membuatnya.”
Sementara itu orang hanya dapat mengetahui segala sesuatu yang telah
dikonstruksikannya. Pengetahuan tidak lepas dari orang (subjek) yang tahu.
Berdasarkan identifikasi “mengetahui
sesuatu dengan membuat sesuatu” Vico mengatakan bahwa matematika merupakan
cabang pengetahuan tertinggi. Alasannya, orang menciptakan dalam pikiran semua
unsur dan segala aturan-aturan secara lengkap dipakai untuk mengetahui
matematika. Orang sendirilah yang menciptakan matematika, sehingga orang dapat
mengerti secara penuh.sedangkan dalam pengetahuan fisika, terlebih humaniora,
manusia tidak dapat mengerti secara penuh. Tuhanlah yang menciptakan mereka.
Karena itu, bagi Vico, mekanika adalah kurang pasti daripada matematika, fisika
kurang pasti daripada matematika, dan kegiatan-kegiatan manusiawa kurang pasti
daripada matematika.dengan cara ini Vico membedakan pengetahuan pengetahuan
manusia (Pompa dalam Suparno, 1997).
Kaitannya dengan pembelajaran, menurut
teori Konstruktivisme tang mnjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah
karena kreatifitas siswa itu sendiri. Teri ini adalah merupakan peningkatan
dari teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget, Vigotsky,dan Bruner. Konsep
pembelajaran menurut teori ini adalah suatu proses pembelajaran yang
mengondisikan siswa utuk melakukan prises aktif membangun konsep baru,
dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu, proses pembelajaran
harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa
mengorgsnisasi pengalamannya sendiri menjadi pengatahuan yang bermakna.
Jadi,dalam pandangan Konstruktivisme sangat penting peran siswa untuk dapat
membangun contructive habits of mind. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir,
maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.
Teori belajar yang mencerminkan siswa
memiliki kebebasan berpikir bersifat eklektik. Teori belajar yang bersifat
eklektik artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan
belajar dapat tercapai. Teori belajar yang mengakomodasi tujuan tersebut adalah
teori belajar Humanistik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan ada berbagai macam
aliran dalam mengetahui proses perkembangan manusia yang berkaitan dengan
potensi dan bakat yang dimiliki seseorang. Aliran yang pertama muncul adalah
aliran Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa manusia yang lahir kedunia tidak
memiliki potensi apa-apa. Yamg mmpengruhi perkembangan potensinya adalah
pengalaman yang ia dapatkan dari lingkungan sekitarnya.
Aliran yang kedua adalah aliran Nativisme.
Aliran ini muncul sebagai bantahan untuk aliran Empirisme. Aliran
Nativisme berpendapat bahwa anak yang lahir kedunia sudah dengsn pembawaan atau
bakatnya masing-masing. Baik itu pembawaan yang baik ataupun pembawaan yang
buruk. Apabila pembawaan anak itu baik maka akan selamanya baik. Sebaliknya apabila
pembawaan anak itu buruk maka akan selamanya buruk pula. Untuk itu aliran ini
dakenal dengan aliran pesimisme.
Lalu ada aliran Naturalisme. Aliran ini
menyatakan bahwa pendidikan anak harus diserahkan sepenuhnya kepada alam.
Sekolah dianggap tidak diperlukan. Alamlah yang dapat menentukan segalanya,
karena alamlah yang paling tepat menjadi guru.
Selain aliran Naturalisme ada aliran
Konvergensi. Aliran ini berpandangan bahwa seorang anak yang terlahir sudah
membawa pembawaan baik dan pembawaan buruk. Aliran ini menyampaikan bahwa bakat
yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu.
Aliran Progresivisme adalah aliran yang
menghendaki adanya pembaharuan. Aliran ini merupakam gerakan pendidikan yang
berpusat pada siswa. Siswa diberikan kebebasan untuk berekspresi dan
berpendapat. Guru posisinya hanya sebagai pasilitator. Selain itu ada aliran
Konstruktivisme yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar siswa memperoleh
pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo, M. dan Komarudin, Ukim. 2009. Landasan Pendidikan Konsep
dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Jumali, M. dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta:
Muhammadiyah University Pers.
Makalah Dasar-dasar Pendidikan Aliran-Aliran Dunia Pendidikan
4/
5
Oleh
Unknown